Jumat, 25 Maret 2011

Pembunuh Seratus Nyawa

Diriwayatkan dari Abu Sa'id  Al Khudzri tentang seorang laki-laki dari Bani Israil yang sudah membunuh 99 nyawa manusia. Laki-laki ini mengembara kesana kemari untuk meminta fatwa tentang dosa-dosanya, "apakah jika dia bertobat, maka tobatnya masih dapat diterima oleh Allah SWT?.

Dia lalu menemui seorang rahib dan bertanya, "apakah jika saya bertobat, masihkan tobat saya diterima Allah SWT walaupun saya telah membunuh 99 nyawa manusia tak berdosa?."
"tidak!", jawab rahib dengan singkat.

Karena merasa tidak puas dengan jawaban sang rahib maka laki-laki ini pun membunuhnya. sehingga lengkaplah 100 nyawa manusia yang  telah dibunuhnya.

Si lelaki ini terus bertanya kesana kemari meminta fatwa tentang dosa-dosa yang telah diperbuatnya. sampai akhirnya ada seseorang yang menasehatinya untuk pergi kesuatu desa untuk meminta fatwa.

Si laki-laki ini pun pergi menuju desa yang di tunjukkan oleh seseorang tersebut. namun ditengah perjalanan menuju desa tersebut, ajal keburu menjemputnya.
dalam keadaan sekarat, si laki-laki ini semampu mungkin menghadapkan dadanya kearah desa yang dituju. Kematian si pembunuh 100 nyawa ini menimbulkan perdebatan sengit antara malaikat rahmat dan malaikat azab.

Sang malaikat  rahmat berpendapat, "Dosa laki-laki ini telah terampuni, sebab ia benar-benar telah berniat untuk bertobat."
sementara sang malaikat azab berpendapat, "dosa manusia ini tak terampuni sebab ia belum bertobat."
akhirnya, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk menengahi keduanya dengan mengukur jarak antara tubuh mayat itu dengan desa tempatnya berangkat dengan desa yang menjadi tujuannya.

Para malaikat yang mengukur jarak antara tubuh mayat itu dengan desa tempatnya berangkat dengan desa tujuannya, menyimpulkan bahwa jarak mayat si pembunuh 100 nyawa itu sedikit lebih dekat ke desa yang ditujunya dengan selisih satu jengkal dari desa tempatnya berangkat.

Oleh karena ia lebih dekat dari tempat yang baik dengan niat bertobat, maka diampunilah si laki-laki pembunuh 100 nyawa ini.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada desa tempaynya berpijak itu menjauh dan memerintahkan kepada desa yang akan dituju itu untuk mendekat. kemudian diukurlah keduanya  dan para malaikat mendapati bahwa desa yang dituju itu lebih dekat sejengkal. maka diampunilah dosa-dosanya.