Minggu, 31 Juli 2011

Memasuki Bulan Ramadhan

Alhamdulillah, doa kita terkabul..
"Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban serta samapaikanlah kami pada bulan Ramadhan." (HR. Ahmad dan Tabrani)
Bagaimana perasaan bertemu Ramadhan? ada 3 type yaitu:
  1. Gembira
  2. Biasa-biasa saja
  3. Benci alias sebel.
Wasiat Rasul menyambut ramadhan:
"Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan syiam suatu fardhu dan qiyam dimala, hari sebagai tambahan. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu amal kebajikan di dalamnya maka samalah ia dengan orang yang menunaikan amalan fardhu dibulan lain. Dan barangsiapa menunaikan fardhu di bulan Ramadhan samalah ia dengan orang yang mengerjakan 70 fardhu dibulan lain. Ramadhan adalah bulan sabar, dan sabar itu pahalanya tiada lain adalah syurga. Ramadhan adalah bulan Allah memberikan pertolongan dan menambah rezki para mukmin. Barangsiapa memberi makanan berbuka puasa, yang demikian itu adalah pengampunan dosa baginya dan pembebasan dirinya dari api neraka. Orang yang memberi makan orang yang  berpuasa, baginya adalah pahala seperti orang berpuasa itu tanpa sedikitpun  berkurang." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam shohihnya).

Sungguh telah datang kapadamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah telah mewajibkan kamu berpuasa, disaat pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, di dalamnya dijumpai malan yang nilainya lebih besar dari 1000 bulan." (HR. Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi).

Guanakan kesempatan Ramadhan untuk membersihkan noda dan dosa, Tazkiyatun nafs/pembersihan jiwa, taqorub ilallah, berlomba meraih pahala sebanyak-banyaknya, memakmurkan mesjid, menambah ilmu agama, meraih kemuliaan dan ketaqwaan, menyadadrkan dan membangkitkan umat. Jangan sampai Ramadhan berlalu begitu saja tanpa makna.

Mari kita isi Ramadhan dengan amaliah-amaliah yang bermanfaat seperti:
  1. Puasa, Sholat jama ah, tarawih.
  2. Zakat, infaq dan Shodaqoh.
  3. Memberi makan orang yang berbuka puasa.
  4. Dzikir dan Doa.
  5. Tilawah AlQur'an.
  6. Thalabul Ilmi.
  7. Da'wah dan Syiar Islam.
  8. I'tikaf guna meraih malam Lailatul Qodar.

Jumat, 29 Juli 2011

8 Tips Sambut Ramadhan

Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang ramadhan dipahami dengan baik.
Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdoa selama 6 bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan ramadhan. kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keutamaan Ramadhan.
Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? berikut kami hadirkan "8 Tips Sambut Ramadhan".
  1. Berdoa kepada Allah SWT. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, Shalat, Tilawah dan Zikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW. Apabila masuk bulan rajab selalu berdoa: "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan." (HR. Ahmad dan Tabrani).
  2. Pujilah Allah swt, karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: "dianjurkan setipa orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya." Dan diantara nikmat terbesar yang diberikan kepada Allah SWT, kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
  3. Bergembiralah dengan datangnya bulan Ramadhan. Rasullullah SAW. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: "Telah datang kepada kalian  bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah telah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka." (HR. Ahmad)
  4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  5. Kuatkan Azam, bulatykan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barang siapa jujur kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahklan dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan.
  6. Pahami Fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliah Ramadhan kita benar dan insya Allah diterima oleh Allah SWT. "Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengatahui." (QS. Al-Anbiyaa' ayat 7)
  7. kondisikan Qalbu dan Ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs (pembersihan jiwa). Hadiri majelis-majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa sehingga secara mental dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dibulan Ramadhan.
  8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya taubat. " dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur ayat 31). Lembaran baru kepada Nabi Muhammad SAW dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan  risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri, anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim, kepada masyarakat dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi mereka.
Semoga Allah SWT, memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan, dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana Allahu a'lam..

Jumat, 15 Juli 2011

Waspadai Martabak Manis Yang Terkontaminasi Babi..!!

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang..


Assalamu Alaikum Blogger sedunia..
Menyantap Martabak Manis atau yang biasa disebut oleh warga makassar pada umumnya dengan sebutan Terang Bulan bersama keluarga atau orang-orang tercinta memang asik. Tapi bagaimana bila makanan tersebut terkontaminasi dengan sesuatu yang dilarang oleh agama kita? tentunya tidak mengasikan lagi bukan?
Bagaimana sehingga Martabak Manis kesayangan bisa terkontaminasi dengan Babi? sedangkan bahan-bahan yang digunakan bukan berasal dari hewan tersebut.
Biasanya setelah Martabak Manis tersebut matang, maka oleh sipembuatnya akan segera diolesi dengan margarin dengan menggunakan kuas. nah.. disinilah martabak manis tersebut terkontaminasi dengan babi, karena kebanyakan kuas yang digunakan untuk mengolesi martabak manis tersebut dengan margarin terbuat dari bahan bulu babi. berdasarkan survey yang telah saya lakukan, hampir 90% penjual martabak manis di kota makassar menggunakan kuas berbahan bulu babi ini untuk mengolesi martabak tersebut.
Berdasarkan hasil temuan salah seorang anggota LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika melakukan audit halal ke sebuah perusahaan kue dan roti di Jakarta belum lama ini, menemukan satu hal mencurigakan. Dan ini terjadi pada kuas yang digunakan mengoles loyang dan permukaan roti.
Setelah meneliti dengan seksama, ada kata 'Bristle' pada gagang kuas. Dalam kamus Webster, kata itu berarti bulu babi.

''Astaghfirullaahaladzim. Konsumen harus waspada terhadap kuas dari bulu babi itu,'' kata anggota LPPOM MUI itu berpesan.

Lontaran petugas dari LPPOM MUI ini memang benar. Mengingat, kuas atau alat penyaput selama ini tidak hanya dipergunakan sebagai alat pemoles adonan penganan saja. Tetapi, barang tersebut juga sering dipergunakan sebagai piranti kosmetik, untuk bedak dan memoles eye shadow. Selain itu kuas ini juga dipergunakan untuk alat melukis atau menggambar.

Melihat fenomena ini, Tim Jurnal Halal segera melakukan survei terhadap kuas kue, kosmetika, dan gambar di pasaran. Hasil survei yang dilakukan secara sederhana menunjukkan bahwa hampir semua kuas yang beredar berasal dari bahan baku bulu/rambut babi. Sayangnya, survei itu tidak menyebutkan lebih lanjut dari mana kuas tersebut berasal.

Tetapi informasi sementara menyebutkan, kuas bulu babi berasal dari perusahaan di China (Anping Bristle dan Tail Hair Gruoup). Perusahaan ini memakai bahan baku bulu ekor kuda, bulu kambing, dan bristle (bulu babi) serta berbagai bulu yang dikelompokkan sebagai bulu halus. Fine hair atau bulu yang sangat halus bisa terbuat dari binatang sejenis musang (weasel), bulu dari binatang sejenis kucing (raccoon hair), ekor tupai serta berasal dari ekor anjing.

Sekadar tahu, Anping adalah perusahaan yang memiliki sejarah 400 tahun dalam memproses bristle dan bulu ekor hewan. Perusahaan ini merupakan pusat distribusi terbesar bulu ekor hewan di utara Cina. Disebutkan, sekitar 50.000 orang lebih yang bergabung dalam proses produksinya dan memiliki lebih dari 1.000 workshop yang menyebar di berbagai negara.

Perusahaan ini memiliki tujuh unit pabrik untuk memproduksi barang yang terbuat dari bulu. Hasil produknya, khususnya yang terbuat dari bahan bulu ekor kuda dan hewan lainnya, diekspor ke Amerika Serikat, Italy, Korea Selatan dan negara-negara lainnya, termasuk Indonesia. ''Namun masih ada kuas yang bebas dari bulu/rambut babi,'' ungkap Tim Jurnal Halal.

Lalu bagaimana membedakannya? Sesuai hasil survei Tim Jurnal Halal, untuk menentukan apakah kuas yang Anda gunakan berasal dari bulu/ rambut babi, bisa menempuh langkah yang sangat mudah dan sederhana. Rambut atau bulu adalah suatu protein yang bernama keratin. Keratin merupakan salah satu kelompok protein yang dikenal sebagai protein serat.

Protein serat memiliki struktur panjang. Setiap hewan memiliki protein keratin pada bagian dermis (permukaan) dari kulit, kuku, paruh, sisi ikan, tanduk, dan kuku binatang. Sebagai halnya protein, maka rambut/bulu yang mengandung keratin saat dibakar akan menimbulkan bau yang khas. Bau khas tersebut sama ketika kita mencium aroma daging yang dipanggang.

Sementara bila kuas itu terbuat dari ijuk atau sabut ketika dibakar pasti akan langsung terbakar, dan tidak mengeluarkan aroma spesifik selain bau abu pembakaran. Ketika dibandingkan dengan sapu ijuk dibakar jelas sekali terdapat perbedaan bau yang sangat jelas.

Selain ciri-ciri tadi, kuas yang terbuat dari bulu/rambut babi masih memiliki perbedaan pada warna. Kuas yang terbuat dari bulu/rambut babi biasanya berwarna putih. Biasanya kuas yang berwarna putih nan lembut itu harganya lebih tinggi dibanding barang serupa. Kuas berwarna putih itu di pasaran biasa disebut kuas bristle. sunarwoto/dokrep/
Agustus 2002